


Festival Banyuwangi: Memainkan Identitas dalam Pasar Wisata
BEC, BBF, Banyuwangi Jazz, Banyuwangi Ethno Carnival, Abdullah Azwar Anas

Merah Berpendar di Brang Wetan: Musik Banyuwangen dalam Tegangan Pasca 65 dan Orba (Bagian IV)
E. Manisnya Musik Banyuwangen: Ketika Industri Rekaman Swasta Bersemi Pengaruh lebih lanjut dari usaha rekaman ‘ber-plat merah’ pasca 65 adalah munculnya industri rekaman swasta di […]

Merah Berpendar di Brang Wetan: Musik Banyuwangen dalam Tegangan Pasca 65 dan Orba (Bagian III)
D. Mengatur Strategi, Meraih Simpati: Melanjutkan Kreativitas Pasca 65 Tragedi G 30 S 1965, secara menyedihkan, telah mengakibatkan tegangan-tegangan yang tidak saja berimplikasi pada ceceran […]

Merah Berpendar di Brang Wetan: Musik Banyuwangen dalam Tegangan Politik 1965 dan Orba (Bagian II)
C. Pilihan Tematik yang ‘Mengancam’ Meletusnya G 30 S 1965 menjadikan para seniman dan sastrawan yang awalnya bergabung dengan Lekra karena kesamaan visi ideologis dalam […]

Merah Berpendar Di Brang Wetan: Musik Banyuwangen dalam Tegangan Politik 1965 dan Orba (Bagian I)
Membicarakan kesenian Banyuwangen, khususnya lagu/musik, dan industri budaya tanpa membicarakan problematika politik dan budaya pada tahun 65 dan tahun-tahun sesudahnya samahalnya “melupakan asal-muasal masuknya kesenian Banyuwangen ke dalam industri budaya”. Mengapa? Karena pengaruh tragedi politik G 30 S 1965 di Banyuwangi tidak hanya berakibat pada pembunuhan massal orang-orang yang diindikasikan atau dituduh terlibat PKI dan organisasi-organisasi underbouw-nya, tetapi juga menyebabkan perubahan formasi kultural, utamanya terkait kesenian.

Melakoni cultural studies: Sebuah catatan tentang pengalaman
Usaha-usaha untuk terus memperkenalkan CS sebagai disiplin antardisipliner dengan kerangka teoretik dan metodologisnya merupakan ‘politik akademis’ yang bisa kita lakukan dalam tingkatan terkecil. Mengingat belum adanya jurusan kajian budaya dalam level S1, memasukkan CS dalam kajian berorientasi tekstual-kontekstual merupakan pilihan untuk terus mengupas bermacam konstruksi diskursif dengan beragam kepentingan ideologisnya dalam karya sastra yang berjalin-kelindan dengan kondisi kontekstual.

MBOK TEMU MISTI: IRONI SEORANG GANDRUNG DI TENGAH PESTA KARNAVAL
“Mak e mau diajak ke Jerman, Nang. Doakan ya, selamet.” Ucapan itu disampaikan Mbok Temu, begitu biasa saya memanggilnya, secara tulus ketika saya dan seorang […]

Tentang MATATIMOER
MATATIMOER adalah sebuah lembaga yang memfokuskan pada kajian budaya dan pemberdayaan komunitas. Budaya kami pahami sebagai teks, praktik, dan nilai/orientasi yg berkembang dalam masyarakat secara […]