
Dibedil dan dicinta
“Mau dibedil?”
“Tidak.”
“Kalau begitu bersihkan dulu bedilnya.”
“Mau dicinta?”
“Mau.”
“Kalau begitu bawa kemari bedilnya”.
“Aku mau bedil tapi dicinta.
Aku mau cinta tapi tak dibedil.”
“Aku pun maunya begitu.
Nyatanya aku mencinta lalu dibedil.”
(Bedil dicinta
Cinta dibedil
Makan buah simalakama)
(26 Oktober 2011)
Berita Konyol
Hidung bupati dientup tawon
Ditulis wartawan masuk koran
Meskipun konyol tak punya tujuan
Tapi lumayan buat hiburan
Bapak bupati dikira bunga
Menyimpan madu manis rasanya
Begitu inti berita yang aku baca
Satu minggu setelah itu, beredar kabar tak sedap
Wartawan hilang mati ditembak
(4 Desember 2011)
Nglencer ke Yunani
Bangun tidur terus nglencer
Terasa mimpi kok bisa sampai Yunani
Kulit tangan dicubit, aduh! Ini sungguhan
Ini tempat para filsuf terkenal sepanjang jaman
Tempat Socrates, Plato dan Aristoteles
Mencari dan menemukan nilai-nilai kebenaran
Dan di tempat ini demokratos dirumuskan
Lihat! Itu Amphi Teater
Bangunan batu tempat Odipus dipentaskan
Contoh pengorbanan manusia ikhlas
Menghadapi takdir yang telah disuratkan
Di sini pula kita bisa mengambil hikmah
Tentang Olimpiade pertama diadakan
Agar pemain, pengurus dan wasit sepak bola tidak tawuran
Di sini pula kita bisa mengambil hikmah
Tentang legenda Herkules putra Zeus sang pemberani
Di sini pula kita bisa bandingkan Cycipus
Dengan nasib para guru, buruh dan petani
Di sini pula kita bisa lebih pandai merias diri
Jadi Narcisus atau Onani
Agar tak bosan masuk kamera
Disorot mantap dalam sidang paripurna
Jadi jelas
Tak salah kita belajar etika di negeri purba ini
Tak rugi negara nyangoni kita lantaran kelak
Etika harus jadi dasar di setiap undang-undang
Maka dalam laporan hasil kunjungan
Kita perlu ajukan anggaran tambahan
Kerna saat tidur di pesawat pulang
Aku mimpi ke Itali mengunjungi Sisilia
Belajar etika jadi mafia
Negeri Mahluk Jejadian
Lutung Kasarung termenung bingung
Si Tumang cuma bisa tercengang-cengang. Aneh
Pasti ada yang salah dengan mahluk jejadian
Ah, legenda dan cerita lama tak laku untuk dibaca
Tak perlu ada fabel, para binatang sudah pandai bermain peran
Aku ksatria, putra Raja Guruminda. Ditenung menjadi lutung
sebagai bakti keikhlasan guna menyunting putri cantik Purbasari
Yang dianiaya saudara kandung sendiri
Aku, kata Si Tumang, bapak asli Sangkuriang
Berkorban mengubah wujud menjadi anjing
Agar Putri Dayang Sumbi tak ingkar dari janji
Atas sumpahnya yang suci
Aih… Aih … Sekarang jaman sudah klewat edan
Para binatang menjelma jadi manusia
Tikus dan kucing duduk di kantor jadi pegawai negeri
Lalat-lalat hijau berkerumun menempati gedung dewan
Para babi membuat komunitas gentong babi bikin buncit perut sendiri
Kutu loncat berpindah-pindah partai cari selamat
Dan generasi bebek terus mengekor dari belakang
Sementara kambing congek, bodoh, papa dan nista
Sesekali dituduh sebagai teroris kambing hitam
Aih… Aih…Jaman benar-benar klewat edan
Lebih edan dari yang dilukiskan Ronggowarsito
Harimau, helder, serigala, dan beruang berjaga-jaga di pekarangan
Aih… Aih…Pasti ada yang aneh dengan mahluk jejadian
Aku pun muak meneruskan prosa lirik ini
Meski dibaca anjing, babi, serigala, tikus, kucing dan raja singa
Tak mungkin mereka mau mengubah hati jadi manusia.
Download puisi dalam versi PDF
Cover: https://www.dreamstime.com/royalty-free-stock-photos-ancient-greek-amphitheatre-image26603508
Terima kasih atas penerbitannya.
Siappp Seniorrr. Kami tunggu puisi, cerpen, dan naskah dramanya.